sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

JCR Pertahankan Peringkat Indonesia pada BBB+ dengan Outlook Stabil 

Economics editor Nia Deviyana
25/03/2024 15:20 WIB
Keputusan ini mempertimbangkan prospek pertumbuhan ekonomi yang kuat dan utang pemerintah yang terkendali. 
JCR Pertahankan Peringkat Indonesia pada BBB+ dengan Outlook Stabil. Foto: MNC Media.
JCR Pertahankan Peringkat Indonesia pada BBB+ dengan Outlook Stabil. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Lembaga Pemeringkat Japan Credit Rating Agency (JCR) kembali mempertahankan Sovereign Credit Rating Republik Indonesia pada BBB+ (Investment Grade) dengan outlook stabil pada 22 Maret 2024. 

Asisten Gubernur Bank Indonesia Erwin Haryono mengatakan, keputusan ini mempertimbangkan prospek pertumbuhan ekonomi yang kuat dan utang pemerintah yang terkendali. 

"JCR memperkirakan utang pemerintah akan menurun secara gradual sejalan dengan membaiknya pertumbuhan ekonomi dan defisit fiskal pemerintah," ujar Erwin dalam keterangan tertulis, Senin (25/3/2024). 

Menanggapi keputusan JCR tersebut, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyatakan afirmasi rating Indonesia pada peringkat BBB+ dengan outlook stabil menunjukkan bahwa di tengah ketidakpastian ekonomi global saat ini, pemangku kepentingan internasional tetap memiliki keyakinan yang kuat atas terjaganya stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan Indonesia. 

Hal ini didukung kredibilitas kebijakan serta sinergi bauran kebijakan yang kuat antara Bank Indonesia dan Pemerintah. 

"Ke depan, Bank Indonesia akan terus mencermati perkembangan ekonomi dan keuangan global dan domestik, merumuskan dan melaksanakan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan tetap terjaga, termasuk penyesuaian lebih lanjut stance kebijakan bila diperlukan, serta terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional," ujar Perry. 

JCR menilai kinerja perekonomian Indonesia tetap kuat. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 diperkirakan mencapai 5%, didukung oleh konsumsi swasta dan investasi. 

Implementasi UU Cipta Kerja dipandang mampu meningkatkan penanaman modal asing (PMA) antara lain untuk pembangunan infrastruktur dan Ibu Kota Nusantara. 

Dari sisi fiskal, kredibilitas kebijakan fiskal terjaga tecermin pada defisit fiskal yang kembali berada di bawah 3% dari PDB pada 2022 antara lain didukung oleh implementasi reformasi perpajakan dan realokasi belanja pemerintah. 

Selanjutnya pada 2023, defisit fiskal turun menjadi 1,66% (angka sementara) dan dipertahankan di bawah 3% untuk 2024. 

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement