sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Jokowi Bakal Terbang ke China, Jajaki Rencana Investasi Mobil Listrik

Economics editor Atikah Umiyani/MPI
25/07/2023 14:04 WIB
BYD ingin berinvestasi di Indonesia, dan tanggal 27 kita akan melihat Chengdu selama perjalanan Presiden Jokowi ke China
Jokowi Bakal Terbang ke China, Jajaki Rencana Investasi Mobil Listrik (FOTO:MNC Media)
Jokowi Bakal Terbang ke China, Jajaki Rencana Investasi Mobil Listrik (FOTO:MNC Media)

IDXChannel - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan Presiden Joko Widodo bakal segera bertolak ke Chengdu, China pada Kamis (27/7/2023).

Adapun agenda tersebut salah satunya untuk menjajaki rencana investasi produsen mobil listrik China, BYD ke Indonesia. 

"BYD ingin berinvestasi di Indonesia, dan tanggal 27 kita akan melihat Chengdu selama perjalanan Presiden Jokowi ke China,” jelasnya dalam acara Nikel Conference di Kempinski Hotel, Jakarta Pusat, Selasa (25/7/2023).

Luhut menuturkan, pemerintah telah menyiapkan berbagai insentif yang akan diberikan kepada setiap investasi perusahaan kendaraan listrik di Indonesia. Insentif itu diberikan agar bisa menarik para produsen mobil maupun motor listrik untuk mau membangun pabriknya di Tanah Air.

Setelah melakukan pertemuan dengan pihak BYD, Luhut mengungkapkan, dirinya juga akan menemui bos Tesla Elon Musk, pada 3 Agustus 2023 mendatang. 

Pertemuan dengan orang terkaya di dunia itu dilakukan Luhut untuk membahas rencana investasi Tesla di Indonesia terkait ekosistem kendaraan listrik.

"Saya akan menemui Elon minggu depan pada tanggal 3 Agustus, di California. Tentang (investasi) Tesla, kita akan lihat pada 3 Agustus," ungkapnya.

Ia mengaku optimis lantaran Indonesia memiliki keunggulan atas nikel yang menjadi bahan baku baterai kendaraan listrik. Luhut pun mengungkapkan, seluruh harga komoditas dunia sedang menurun kecuali bijih nikel. 

Sebab, tren harga nikel yang masih mengalami kenaikan salah satunya dipicu dari langkah Indonesia yang dapat menghasilkan kobalt dari bijih nikel di Indonesia. Upaya hilirisasi yang terus digencarkan pemerintah pun secara langsung memberikan dampak bagi penciptaan lapangan pekerjanan di dalam negeri. 

"Sebab, kalau melihat sekarang, semua harga komoditas turun kecuali bijih nikel, kenapa harga nikel naik? Karena kita dapat mengekstraksi kobalt dari bijih nikel. Jadi kita memiliki komoditas khusus yang menurut saya dibutuhkan oleh global, jadi kami diberkati untuk ini," tutup Luhut.


(SAN)

Advertisement
Advertisement