IDXChannel - CEO JPMorgan, Jamie Dimon, memperingatkan bank dapat kehilangan sekitar USD1 miliar terkait eksposur Rusia. Ini menjadi pertama kalinya bagi JPMorgan untuk merinci sejauh mana potensi kerugian yang dihasilkan dari konflik di Ukraina.
Dalam surat tahunannya yang diawasi para pemegang saham, Chairman dan Kepala Eksekutif bank terbesar di Amerika Serikat (AS) berdasarkan aset mendesak Joe Biden untuk meningkatkan kehadiran militernya di Eropa serta mengulangi seruan untuk mengembangkan rencana dalam memastikan keamanan energi dalam negeri dan sekutu-sekutunya.
Dimon tidak memberikan, rincian tentang potensi kerugian JPMorgan atau kerangka waktu, tetapi dia mengemukakan kekhawatiran perbankan tentang dampak sekunder dari invasi Rusia ke Ukraina pada perusahaan dan negara, meski dalam invasi itu Rusia menyebutnya sebagai "operasi khusus".
Di sisi lain bank-bank global telah merinci eksposur mereka ke Rusia dalam beberapa pekan terakhir, tetapi Dimon sebagai pemimpin bisnis dunia paling terkenal belum mengomentari dampak konflik Ukraina secara lebih luas.
"Amerika harus siap untuk kemungkinan perang yang berkepanjangan di Ukraina dengan hasil yang tidak dapat diprediksi. Kita harus bersiap untuk yang terburuk dan berharap yang terbaik," tulis Dimon, dikutip dari Reuters, Selasa (05/04/2022).
Selian itu Dimon juga membahas hubungan antara Amerika Serikat dan China dan mengatakan Amerika Serikat harus mengubah rantai pasokannya untuk membatasi cakupannya ke pemasok di Amerika Serikat atau hanya memasukkan "sekutu yang sepenuhnya bersahabat".
Dia juga mendesak Amerika Serikat untuk bergabung kembali dengan Kemitraan Trans-Pasifik (TPP), salah satu kesepakatan perdagangan multinasional terbesar di dunia.
Pada tahun ini Dimon menulis surat yang datang saat perang Rusia-Ukraina dan inflasi tinggi merugikan ekonomi dan saat Dimon menghadapi skeptisisme baru dari investor atas pengeluaran.
JPMorgan memutuskan awal tahun ini untuk mengadakan hari investor pertamanya sejak pandemi mulai untuk mengatasi keraguan tentang rencana pengeluarannya. Pertemuan tersebut akan digelar pada 23 Mei mendatang.
Sementara itu Dimon bukan satu-satunya CEO bank terkemuka AS yang menulis surat seperti itu, dia telah menjadi kalangan elite Wall Street dalam pembuat kebijakan untuk pandangan mereka ke dalam ide politik dan ekonomi.
Dimon telah menghabiskan lebih dari satu dekade membangun apa yang dia sebut "neraca banteng" dan dia mengatakan sekarang cukup kuat sehingga JPMorgan dapat menahan kerugian USD10 miliar atau lebih dan masih dalam kondisi sangat baik.
Dimon juga menulis bahwa dia tidak khawatir tentang eksposur bank ke Rusia, dia mengatakan perang di Ukraina akan memperlambat ekonomi global dan akan berdampak pada geopolitik selama beberapa dekade.
"Kami menghadapi tantangan di setiap kesempatan salah satunya pandemi, tindakan pemerintah yang belum pernah terjadi sebelumnya, pemulihan yang kuat setelah resesi global yang tajam dan dalam pemilihan AS yang sangat terpolarisasi, inflasi yang meningkat, perang di Ukraina dan sanksi ekonomi yang dramatis terhadap Rusia," kata Dimon, dikutip dari Reuters, Selasa (05/04/2022).
Adapun mengenai akuisisi, Dimon mengatakan bahwa bank akan mengurangi pembelian kembali saham selama tahun depan untuk memenuhi peningkatan modal yang disyaratkan oleh peraturan federal dan karena kami telah membuat beberapa akuisisi yang baik yang kami yakini akan meningkatkan masa depan perusahaan kami.
JPMorgan telah melakukan pembelian dan menghabiskan hampir USD5 miliar untuk akuisisi selama 18 bulan terakhir. Dimon mengatakan, langkah itu akan meningkatkan "biaya investasi tambahan" sekitar USD700 juta tahun ini. (TYO/TIRTA)