IDXChannel - Perusahaan minyak utama AS, Chevron Corp segera keluar dari Myanmar. Seluruh aset perusahaan migas itu dijual kepada perusahaan Kanada MTI.
Kesepakatan itu terjadi satu tahun setelah Chevron dan perusahaan minyak lainnya memutuskan untuk meninggalkan Myanmar menyusul kudeta militer pada 2021. Chevron mengutuk pelanggaran hak asasi manusia di negara itu.
Chevron menjual 41,1% sahamnya di Proyek Yadana dengan jumlah yang tidak diungkapkan kepada anak perusahaan MTI. Yadana memproduksi gas alam untuk keperluan rumah tangga dan diekspor ke Thailand.
Produsen minyak Prancis TotalEnergies menjual asetnya dan meninggalkan negara itu pada Juli 2022. Penjualan Chevron mengikuti strategi bisnis selama setahun di mana ia bekerja untuk mengurangi hasil penjualan yang akan berakhir dengan pemerintah militer.
Perusahaan minyak yang dikendalikan negara Myanmar, MOGE, adalah bagian dari usaha patungan tersebut. Sebelum menjual saham Yadana, Chevron untuk sementara meningkatkan partisipasinya dalam proyek tersebut dari 28% menjadi 41%, menyerap bunga TotalEnergies.
Pemerintah militer mengambil alih kekuasaan pada 2021, lantaran menuduh adanya kecurangan dalam pemilihan umum yang dimenangkan oleh partai peraih Nobel Aung San Suu Kyi.
(DES)