Selain dari sisi layar sentuh dan aktivasi suara yang dapat terwujud berkat Microsoft AI, asisten virtual Nilam juga memiliki kapabilitas multi-bahasa dari Azure OpenAI Service, sehingga mampu menunjang komunikasi secara lebih efektif.
Beberapa bahasa yang dapat digunakan selain Bahasa Indonesia yaitu Bahasa Inggris, Bahasa Mandarin, serta bahasa daerah seperti Bahasa Jawa dan Sunda.
“Melalui integrasi AI generatif yang berakar pada pemrosesan informasi menggunakan bahasa sehari-hari misalnya, pelayanan publik seperti KAI dapat merespons pertanyaan pelanggan yang bervolume tinggi dengan semakin cepat. Hal ini selaras dengan komitmen kami di Microsoft terhadap pemanfaatan teknologi untuk memberdayakan masyarakat Indonesia secara inklusif. Kami harap melalui inovasi-inovasi serupa, kami dapat menjangkau lebih banyak orang dan membantu meningkatkan taraf layanan publik di Indonesia. Apresiasi kami bagi KAI atas langkah awal menuju layanan publik yang semakin inklusif ini,” pungkas Maya Arvini, Public Sector Director, Microsoft Indonesia.
Kehadiran asisten virtual Nilam di Stasiun Gambir, Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya Gubeng yang merupakan salah satu stasiun kereta api terpadat di Indonesia, merupakan tahap pertama pengembangan avatar chatbot berbasis AI KAI. Ke depannya, asisten virtual ini diharapkan dapat hadir di stasiun-stasiun lainnya, dengan dukungan bahasa yang juga semakin bervariasi.
“Dari tahap pertama ini, kami berharap dapat memperoleh masukan pelanggan mengenai performa asisten virtual, serta fitur-fitur yang masih perlu kami tambahkan atau kembangkan. Termasuk di dalam prioriotas kami yaitu menjadikan asisten virtual semakin inklusif bagi seluruh pelanggan, termasuk penyandang disabilitas,” tutup Hadis.
(SLF)