sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Kaleidoskop 2022: Kilas Balik Neraca Dagang RI, Konsisten Defisit di Sektor Migas

Economics editor Maulina Ulfa - Riset
14/12/2022 15:07 WIB
Sebagai penopang neraca dagang, sektor nonmigas masih menjadi tulang punggung utama. Sementara neraca migas terus mencatatkan defisit.
Kaleidoskop 2022: Kilas Balik Neraca Dagang RI, Konsisten Defisit di Sektor Migas. (Foto: MNC Media)
Kaleidoskop 2022: Kilas Balik Neraca Dagang RI, Konsisten Defisit di Sektor Migas. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Sepanjang tahun ini, Indonesia ketiban surplus perdagangan dari Januari hingga Oktober.

Jelang pengumuman esok hari, Kamis (15/12/2022), menurut proyeksi Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman, neraca dagang Indonesia masih akan mengalami surplus sebesar USD4,64 miliar pada November 2022.

Angka ini diproyeksikan lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar USD5,67 miliar.

Faisal juga memproyeksikan ekspor Indonesia tumbuh sebesar 1,12% month-to-month (mtm atau 9,46 % secara tahunan.

Hal tersebut dipicu oleh perlambatan pertumbuhan harga komoditas, penurunan Baltic Dry Index (volume perdagangan global) yang lemah, dan kontraksi PMI manufaktur dari sebagian besar mitra dagang.

Lalu, bagaimana kinerja neraca dagang RI sepanjang tahun ini?

Sebagai penopang neraca dagang, sektor nonmigas masih menjadi tulang punggung utama.

Berkah perdagangan komoditas ditopang dari peningkatan ekspor nonmigas terutama bersumber dari ekspor komoditas berbasis sumber daya alam yang membaik, seperti batu bara, besi dan baja, serta lemak dan minyak hewani/nabati.

Sayangnya, Indonesia selalu mengalami defisit neraca perdagangan migas lebih dari 7 tahun terakhir. (Lihat grafik di bawah ini.)

Kondisi ini didorong meningkatnya konsumsi minyak domestik didorong oleh kondisi geopolitik yang bergejolak dan pelemahan rupiah akibat kenaikan suku bunga.

Sementara produksi minyak nasional semakin mengecil. Selain itu, kemampuan kilang minyak RI juga belum mampu untuk memenuhi kebutuhan BBM domestik. Neraca perdagangan migas selalu defisit sejak Maret 2015.

Sepanjang tahun ini, defisit neraca perdagangan migas berada di level terdalam di bulan Juli 2022. Angka defisit ini mencapai USD3,09 miliar.

Adapun secara umum, negara penyumbang deficit neraca dagang adalah perdagangan dengan China.

Berikut rangkuman Tim Riset IDX Channel tentang kinerja perdagangan RI per bulan:

  1. Januari

Neraca perdagangan Indonesia di awal tahun ini mencatatkan surplus  sebesar  USD  0,93  miliar. Meskipun pandemi Covid -19 masih melanda dunia. Surplus tersebut menurun 52,5% dari periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Surplus tersebut ditopang surplus nonmigas sebesar USD 2,26 miliar dan defisit migas USD1,33 miliar.

Berdasarkan   kontributornya,   surplus   perdagangan   terbesar   berasal   dari   neraca perdagangan dengan Amerika Serikat (AS) sebesar USD 1,69 miliar, Filipina sebesar USD 0,54 miliar, dan Belanda sebesar USD 0,36 miliar.

Sementara, defisit perdagangan berasal dari China sebesar USD 2,16 miliar, Thailand sebesar USD 0,40 miliar, dan Singapura sebesar USD 0,36 miliar.

Secara bulanan, menurunnya neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2022 disebabkan penurunan nilai ekspor dan impor.

Nilai ekspor Indonesia tercatat sebesar USD19,2 miliar, turun 14,29% dari bulan sebelumnya. Sementara nilai impor Indonesia tercatat sebesar USD18,2 miliar, turun 14,62% dari bulan sebelumnya.

  1. Februari

Adapun pada bulan kedua tahun 2022, surplus neraca dagang berada di angka USD3,83 miliar. Nilai tersebut merupakan yang tertinggi dalam 4 bulan sebelumnya.

Surplus ini dipicu oleh meningkatnya nilai ekspor Indonesia sebesar 6,7% menjadi USD20,46 miliar secara mtm.

Secara kumulatif periode Januari-Februari 2022, neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus USD4,79 miliar. Nilai tersebut meningkat 21,07% cumulative to cumulative (c-to-c).

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement