Menurut analis otomotif senior Bloomberg Intelligence Tatsuo Yoshida, pengembangan kendaraan saat ini lebih kompleks dan produsen mobil berusaha menghindari peningkatan jumlah staf, yang dapat memaksa mereka menyimpang dari proses tradisional dan menyebabkan ketidakberesan.
Namun, ia menambahkan, masalah ini berbeda dengan skandal yang melibatkan Daihatsu. Dan dampaknya terhadap ekonomi akan terbatas.
Dari 68 kasus yang sudah disimpulkan dalam penyelidikan terbaru, kementerian juga menemukan kesalahan pada empat produsen mobil lainnya: Honda, Mazda, Yamaha Motor, dan Suzuki. Kementerian memerintahkan kelima produsen mobil tersebut untuk menangguhkan pengiriman semua kendaraan dengan sertifikasi yang salah.
(DKH)