"Sebagian besar itu masih berasal dari tanaman pangan. Dari sisi harga masih terjadi tarik menarik antara bioetanol untuk energi, atau bioetanol untuk makanan," ujar Anggota Dewan Energi Nasional periode 2020-2024 tersebut.
Sedangkan tantangan kedua, menurut Satya, adalah tidak adanya mekanisme insentif untuk menutupi perbedaan antara harga bioetanol dan bensin.
Lalu tantangan ketiga, yaitu terkait belum ada kebijakan yang mengintegrasikan sektor hulu hingga hilir, yang menyebabkan bahan baku sulit diperoleh dengan harga wajar.
"Juga, luas lahan berkurang dengan tingkat produktivitas yang stagnan," ujar Satya.
Selanjutnya, Satya menyebut tantangan adalah perlunya peraturan lintas kementerian dan lembaga yang mengatur peran dan kewajiban pemangku kepentingan dalam pelaksanaan mandatori bioetanol.