Rida menuturkan, sebetulnya kebutuhan untuk transisi energi itu ke depannya bisa lebih rendah dari perhitungan awal. Apalagi, untuk membangun infrastruktur untuk mengembangkan 600 gigawatt energi baru terbarukan yang berasal dari tenaga surya, hidro, panas bumi, laut, serta angin atau bayu itu, kata dia, kini semakin murah harganya.
"Sehingga saat ini beberapa jenis pembangkit getting cheaper, dan masih ada yang terus turun, terutama di hidrogen, sama bayu, juga belum mencapai hasil itu tapi masih ada peluang turun," tutur Rida.
Menurut dia, penurunan ini akan semakin besar jika teknologi pembangkit dengan sumber-sumber energi baru dan terbarukan itu semakin maju ke depannya. Dengan begitu, harga pembangunannya akam semakin kompetitif dibandingkan dengan pembangkit yang berasal dari energi fosil.
Dia memastikan, pemerintah sudah menyiapkan berbagai strategi untuk mendapatkan investor yang mau berperan aktif membantu transisi energi Indonesia.