sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Kemampuan The Fed Tangani Inflasi Mulai Diragukan, Ada Apa?

Economics editor Maulina Ulfa - Riset
27/02/2023 12:46 WIB
Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) mendapatkan kritik dari CEO JPMorgan Chase Jamie Dimon.
Kemampuan The Fed Tangani Inflasi Mulai Diragukan, Ada Apa? (Foto: MNC Media)
Kemampuan The Fed Tangani Inflasi Mulai Diragukan, Ada Apa? (Foto: MNC Media)

Namun, angka inflasi ini meleset dari perkiraan pasar sebesar 6,2%. Meski demikian, ini merupakan angka inflasi terendah sejak Oktober 2021. 

Sebelumnya, The Fed memulai kampanye kenaikan suku bunga yang paling agresif dalam beberapa dekade sejak awal tahun lalu. Ini dilakukan The Fed agar AS dapat mencapai inflasi damai tanpa membuat AS jatuh ke dalam resesi.

Meskipun para pembuat kebijakan Fed menghitung kemungkinan adanya soft landing, namun sejarah menunjukkan disinflasi sempurna tidak akan pernah terjadi sebelumnya.

Dalam sebuah makalah baru yang diterbitkan pada hari Jumat oleh beberapa ekonom menyimpulkan disinflasi AS belum terjadi sepenuhnya.

"Analisis historis dan latihan permodelan membuat kami menyimpulkan bahwa Federal Reserve dan bank sentral utama lainnya akan kesulitan mencapai tujuan disinflasi mereka tanpa pengorbanan yang signifikan dalam kegiatan ekonomi," kata paper berjudul Managing Disinflations yang ditulis oleh sejumlah ekonom.

The Fed sebelumnya menaikkan suku bunga acuannya seperempat poin persentase lagi ke kisaran 4,5% hingga 4,75% dan mengisyaratkan bahwa kenaikan akan kembali terjadi tahun ini.

Namun, dalam perkembangan yang meresahkan, kenaikan suku bunga The Fed sejauh ini gagal menjinakkan inflasi di mana pemerintah melaporkan pada Jumat pagi (24/2) bahwa indeks pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) naik 0,6% dari bulan sebelumnya dan menjadi yang tertinggi sejak Juni.

Angka ini juga naik 5,4% secara year on year (yoy), menurut Biro Statistik Tenaga Kerja AS. Angka-angka tersebut lebih tinggi dari kenaikan bulanan 0,2%.

Meskipun The Fed telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 450 basis poin sejak tahun lalu untuk mendinginkan ekonomi dan mengendalikan inflasi, data Januari menunjukkan bahwa permintaan tetap tinggi.

Bulan lalu, penjualan ritel juga melonjak 3%, melampaui perkiraan kenaikan 1,9%, dan harga konsumen naik 6,4%. Sementara harga produsen juga naik 6%, dengan keduanya menjadi perhatian utama para investor. (Lihat grafik di bawah ini.)

Kondisi ini menunjukkan The Fed harus terus memetakan arah agresifnya, meningkatkan kemungkinan bahwa kenaikan suku bunga akan menghancurkan permintaan konsumen dan menyebabkan pengangguran meningkat.

Inflasi yang masih ketat dan aktivitas ritel yang kuat juga menunjukkan tanda-tanda bahwa The Fed telah gagal menahan permintaan. Para analis menilai, kondisi ini berarti investor harus mengharapkan kebijakan yang lebih ketat dan lebih banyak pelemahan di pasar. (ADF)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement