Harapannya, kata dia, hal ini akan terus berlanjut karena awalnya ini dilakukan sesuai diskusi Indonesia dengan negara-negara ASEAN lainnya. Sesudah itu diharapkan akan dibentuk task force bersama untuk implementasi program-program tersebut.
Sehingga, jelas Rosan, mereka tidak hanya berhenti di business matching, tetapi juga dilakukan dengan memutuskan task force dari masing-masing negara untuk membawa dari proyek-proyek yang mulai diinisiasi oleh pemerintah Indonesia yang melibatkan beberapa Kementerian.
"Yang kita mau sinergikan adalah strategic partner, tapi juga funding. Kalau kita lihat, proyek-proyek itu yang ditawarkan oleh kita adalah proyek-proyek yang sudah matang. Contoh alumina smelter yang berada di bawah Antam, itu sudah matang, dan sudah siap ditenderkan. Jadi proses tender sudah dimulai, dan kita mengundang negara-negara ASEAN untuk berpartisipasi," jelas Rosan.
Untuk proyek di bawah Pelindo, misalnya proyek Bali Maritime Tourism Hub, lahannya sudah ada, sudah dibangun, dan Indonesia mengundang di business matching ini untuk berinvestasi di pembangunan marinanya.
"Jadi lotnya sudah ada, mereka tinggal membawa pengalamannya dan tinggal berinvestasi di daerah Benoa itu. Adapun proyek yang sudah jadi yang kita tawarkan untuk dikerjasamakan seperti salah satunya jalan tol di Nusa Dua," pungkas Rosan.
(YNA)