IDXChannel - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengembangkan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) yang akan dirilis akhir November 2022.
Sekretaris Jenderal Kemenperin Dody Widodo mengatakan adanya sejumlah faktor penghambat pertumbuhan sektor industri, yaitu kenaikan inflasi, kebijakan lockdown akibat pandemi, situasi geopolitik Rusia-Ukraina, dinamika ekonomi global, penurunan harga komoditas, penurunan volume ekspor, hingga kelangkaan bahan baku.
Di tengah ketidakpastian perekonomian global seperti saat ini, Kemenperin memandang perlunya pemantauan terhadap kondisi industri yang merupakan sektor penopang utama perekonomian nasional.
"Agar dapat mengimbangi kecepatan dinamika dan tantangan ekonomi global, Kemenperin berupaya mendapatkan informasi akurat, lengkap dan terkini terhadap kondisi sektor industri pengolahan, salah satunya melalui pembangunan Indeks Kepercayaan Industri," ujar Dody melalui keterangan tertulis, Selasa (8/11/2022).
IKI adalah indikator derajat keyakinan atau tingkat optimisme industri manufaktur terhadap kondisi perekonomian, juga merupakan gambaran kondisi industri pengolahan dan prospek kondisi bisnis enam bulan ke depan di Indonesia.
"Kemenperin menargetkan IKI dapat digunakan untuk mendiagnosa permasalahan sektor industri serta penyelesaiannya secara cepat dan tepat," imbuh Dody.
IKI juga bisa membantu mengantisipasi kerugian yang lebih besar apabila terjadi permasalahan pada industri dan menggambarkan iklim usaha industri untuk dapat mengetahui prospek bisnis periode mendatang.
Dody memaparkan sudah ada beberapa indeks serupa yang menunjukkan kondisi sektor manufaktur, seperti Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur yang dirilis oleh S&P Global dan Prompt Manufacturing Index Bank Indonesia (PMI BI).
Namun, menurutnya, laporan IKI akan lebih menekankan pada responden yang jumlahnya lebih besar dan mewakili semua skala usaha subsektor
industri.
"Beberapa keunggulan IKI adalah sifatnya yang terpercaya karena scientifically sounds, terverifikasi sistem dan divalidasi. Kemudian terkini atau dirilis pada bulan atau periode yang sama. Juga terlengkap dengan menyajikan IKI dan analisisnya yang berasal dari pelaporan seluruh perusahaan industri di Indonesia. Terakhir IKI merupakan yang terdetail dengan menyajikan data dari 23 jenis industri berdasarkan KBLI dua digit," terangnya.
Dody melanjutkan, IKI merupakan indeks perspektif yang dihitung berdasarkan tiga variabel yaitu pesanan, produksi, dan persediaan.
Indeks yang bernilai lebih dari 50 akan menunjukkan kondisi industri yang ekspansif/optimis, sebaliknya indeks yang kurang dari 50 akan menunjukkan kondisi industri yang mengalami kontraksi. (NIA)
Penulis: Ahmad Dwiantoro