IKI juga bisa membantu mengantisipasi kerugian yang lebih besar apabila terjadi permasalahan pada industri dan menggambarkan iklim usaha industri untuk dapat mengetahui prospek bisnis periode mendatang.
Dody memaparkan sudah ada beberapa indeks serupa yang menunjukkan kondisi sektor manufaktur, seperti Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur yang dirilis oleh S&P Global dan Prompt Manufacturing Index Bank Indonesia (PMI BI).
Namun, menurutnya, laporan IKI akan lebih menekankan pada responden yang jumlahnya lebih besar dan mewakili semua skala usaha subsektor
industri.
"Beberapa keunggulan IKI adalah sifatnya yang terpercaya karena scientifically sounds, terverifikasi sistem dan divalidasi. Kemudian terkini atau dirilis pada bulan atau periode yang sama. Juga terlengkap dengan menyajikan IKI dan analisisnya yang berasal dari pelaporan seluruh perusahaan industri di Indonesia. Terakhir IKI merupakan yang terdetail dengan menyajikan data dari 23 jenis industri berdasarkan KBLI dua digit," terangnya.
Dody melanjutkan, IKI merupakan indeks perspektif yang dihitung berdasarkan tiga variabel yaitu pesanan, produksi, dan persediaan.
Indeks yang bernilai lebih dari 50 akan menunjukkan kondisi industri yang ekspansif/optimis, sebaliknya indeks yang kurang dari 50 akan menunjukkan kondisi industri yang mengalami kontraksi. (NIA)
Penulis: Ahmad Dwiantoro