IDXChannel - Direktur Industri Makanan, Hasil Laut, dan Perikanan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Supriadi memproyeksikan produksi telur ayam ras nasional mencapai 5,15 juta ton pada 2021.
Sementara kebutuhan nasional diperkirakan mencapai 4,95 juta ton sehingga prognosa surplus sekitar 200.000 ton.
"Berdasarkan data kami perkirakan di tahun 2021 ini akan surplus telur sekitar 200.000 ton," ujarnya dalam webinar Mengupas Peluang Industri Pengolahan Telur di Indonesia, Rabu (10/11/2021).
Supriadi menuturkan, harga telur ayam ras di tingkat peternak selama 2021 juga mengalami fluktuasi. Sejak bulan Agustus 2021, harga telur cenderung terus mengalami penurunan dan berada di bawah harga acuan Permendag nomor 7 tahun 2020 yang sebesar Rp19.000-Rp21.000 per kilogram (kg).
"Per 6 Oktober 2021, rata-rata nasional harga telur ayam ras di tingkat peternak sebesar Rp16.940 per kg," ungkapnya.
Menurut dia, surplus telur ayam ras ini harus mampu diolah menjadi produk olahan telur yang selama ini masih diimpor untuk industri makanan. Saat ini sebagian besar produk olahan telur diimpor dari luar negeri berupa tepung telur dan telur cair beku (frozen liquid egg).
Produk olahan telur yang paling banyak diimpor adalah tepung telur dengan asal negara didominasi oleh India dan Ukraina.
"Biasanya digunakan untuk industri roti, biskuit, mie, mayonaise, dan yang pasti tujuan dari produk olahan telur ini untuk meningkatkan lama simpan dan mempermudah penggunaan dan efisiensi," tuturnya.
(IND)