Ketiga smelter itu di antaranya milik PT Indonesia Chemical Alumina dengan kapasitas output 300.000 chemical grade alumina (CGA), PT Well Harvest Winning dengan kapasitas output 1 juta smelter grade alumina (SGA) dan PT Inalum dengan kapasitas output 250.000 aluminium ingot dan billet.
Sementara itu, Kementerian Investasi mencatat terdapat 11 smelter bauksit dengan keluaran SGA yang masih tahap pengerjaan dan 1 pabrik pengolahan dan pemurnian bauksit dalam tahap konstruksi dengan keluaran CGA. Adapun, 1 smelter dalam tahap perencanaan milik PT Inalum yang ditargetkan memproduksi Aluminium Ingot dan Billet.
Salah satu proyek pembangunan smelter bauksit yang belakangan mangkrak adalah Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Mempawah milik Inalum dan Antam.
Seperti diketahui, BUMN Holding Industri Pertambangan atau Mining Industry Indonesia (MIND ID) memutus kontrak kerja sama dengan konsorsium EPC yakni BUMN asal China, China Aluminium International Engineering Corporation Ltd. (Chalieco) dan PT Pembangunan Perumahan Tbk. (PTPP) setelah mandeknya pembangunan Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Mempawah.
Sebelumnya, Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso mengatakan holding tambang sudah mencoba mencari sejumlah jalan keluar untuk sengketa yang dihadapi oleh konsorsium EPC selama 8 bulan terakhir. Hanya saja, mediasi yang dilakukan MIND ID tidak kunjung membuahkan hasil