Terlebih lagi, industri ini baru saja pulih dari hantaman pandemi Covid-19. Mengutip laman Kementerian Perindustrian, industri otomotif tercatat merealisasikan investasi sebesar Rp22,5 triliun pada tahun 2021. Angka ini naik 220 persen dibanding capaian penanaman modal tahun 2020.
Dibandingkan dengan mobil konvensional, pangsa pasar mobil listrik juga masih cukup kecil. Toyota masih menjadi penguasa pangsa pasar kendaraan bensin di Indonesia.
Gaikindo melaporkan Toyota berhasil menjual 146,2 ribu unit mobil pada Q1 2022. Porsinya mencapai 31,42 persen dari total penjualan mobil ritel nasional, dengan total 465,25 ribu. Di urutan kedua ada Daihatsu dengan penjualan mencapai 90,76 ribu unit atau sebesar 19,51 persen di periode yang sama.
Sementara itu, mengutip Kementerian Perindustrian, Toyota Group menyatakan berkomitmen akan menambah investasi sebesar Rp28,3 triliun hingga 2024.
Adapun berdasarkan data dari Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, penjualan kendaraan listrik hanya memiliki pangsa pasar 0,4 persen. Di tahun 2021, mobil listrik terjual mencapai 3.193 unit. Meskipun naik 3 kali lipat dibanding tahun sebelumnya, tapi masih kecil dibandingkan kendaraan konvensional.
Kebijakan pengarustamaan kendaraan listrik memang membutuhkan waktu dan dukungan kebijakan yang tepat. Terutama dalam menggeser dominasi kendaraan konvensional di pasar otomotif nasional.
Kondisi ini merupakan kebijakan dilematis, di satu sisi akan berdampak serius bagi kinerja industri otomotif, di sisi lain dorongan pengurangan emisi dari sektor transportasi kian tak terbendung. (ADF)