IDXChannel - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mengungkapkan tiga tantangan utama yang akan dihadapi para pelaku industri minyak kelapa sawit pada 2023.
Tantangan tersebut datang dari internal maupun eksternal yang akan mempengaruhi harga crude palm oil (CPO).
Tantangan pertama adalah kebijakan. Ketua Bidang Komunikasi Gapki, Tofan Mahdi, mengatakan pelaku usaha di sektor apapun termasuk kelapa sawit perlu kepastian hukum dan stabilitas keamanan agar tercipta kenyamanan dalam berusaha.
"Nyaman berusaha itu salah satu faktornya, tentu kita tidak mengharapkan ada sebuah kebijakan yang berubah-ubah, kemudian kebijakan yang tidak sinkron antara satu lembaga dengan lembaga yang lain, ini menyulitkan kami sebagai pelaku usaha tantangan kebijakan ini menurut saya tantangan yang paling besar dan yang paling berat," ujar Tofan dalam siaran Market Review di IDX Channel, Kamis (26/1/2023).
Tantangan berikutnya yaitu eksternal, terutama terkait tuntutan sustainability atau pemenuhan standar-standar keberlanjutan.
"Kita ketika berhadapan dengan pasar-pasar negara maju seperti Uni Eropa, kampanye negatif terhadap sawit ini belum selesai sampai hari ini jadi masih terus ada selama minyak sawit masih menjadi nomor satu dalam pasar minyak nabati global, selama itu pula kampanye negatif itu ada," jelasnya.
Selanjutnya adalah tantangan harga. Menurut Tofan, dalam bisnis komoditas, harga tidak bisa dikendalikan dan tidak bisa di intervensi juga dengan kebijakan.
"Karena namanya bisnis komoditas itu selalu fluktuatif. Makanya kita kembalikan kepada mekanisme pasar," pungkasnya. (NIA)