Tak hanya itu, sebagian besar bagian dari mobil ini juga dicetak dengan teknologi 3D Printing dari bahan plastik daur ulang.
“Targetnya adalah untuk meminimalkan karbon dioksida yang dipancarkan selama masa pakai penuh mobil, dari manufaktur hingga daur ulang,” tutur Laihaje.
Selama ini banyak diakui, kendaraan listrik dengan baterai hampir tidak mengeluarkan CO2 selama operasi, dibanding dengan kendaraan bermesin pembakaran. Namun, produksi sel baterai masih menciptakan begitu banyak polusi sehingga mobil listrik dapat menempuh jarak puluhan ribu mil untuk mencapai 'paritas karbon' dengan model berbahan bakar fosil yang sebanding.
Tim Eindhoven memperkirakan ZEM menggunakan dua filter yang dapat menangkap hingga 2 kilogram CO2, dengan mengemudi lebih dari 20.000 mil. Mereka membayangkan masa depan ketika filter mobil dapat dikosongkan di stasiun pengisian.
Kini, para siswa ini tengah melakukan tur promosi dengan berkeliling AS, mengunjungi beberapa universitas dan perusahaan dari Pantai Timur hingga Silicon Valley. (TSA)
Penulis: Nur Pahdilah