sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Kerja Sama Mata Uang Dengan China, BI: Tak Ada Perlakuan Khusus

Economics editor Shelma Rachmahyanti
08/09/2021 15:18 WIB
BI menjalin kerjasama dengan People’s Bank of China (PBoC) terkait transaksi bilateral dengan penggunaan mata uang lokal atau Local Currency Settlement (LCS).
Kerja Sama Mata Uang Dengan China, BI: Tak Ada Perlakuan Khusus (FOTO: MNC Media)
Kerja Sama Mata Uang Dengan China, BI: Tak Ada Perlakuan Khusus (FOTO: MNC Media)

IDXChannelBank Indonesia (BI) menjalin kerjasama dengan People’s Bank of China (PBoC) terkait transaksi bilateral dengan penggunaan mata uang lokal atau Local Currency Settlement (LCS). 

Kepala Departemen Internasional Bank Indonesia Doddy Zulverdi mengatakan, kerja sama LCS merupakan salah satu upaya untuk menjaga stabilitas nilai Rupiah. Adapun upaya tersebut dilakukan melalui penguatan pasar valuta asing (valas) di dalam negeri.

“LCS konteksnya membantu kita menjaga stabilitas melalui penguatan pasar valas di dalam negeri, yang selama ini memang masih sangat didominasi oleh mata uang kuat. Nah, itu membuat kita sangat sensitif terhadap pergerakan nilai tukar di mata uang kuat,” katanya dalam Taklimat Media Bank Indonesia (BI) secara virtual, Rabu (8/9/2021).

Doddy menjelaskan, impelementasi kerja sama dengan Tiongkok bukan lah yang pertama. Terlebih dia menegaskan, dalam pelaksanaannya tidak ada perlakuan khusus terhadap suatu negara.

“Kerja sama LCS dengan Tiongkok ini bukanlah yang pertama. Jadi tidak ada sama sekali ada kekhususan dengan Tiongkok. Seperti sudah beberapa kali saya sampaikan, bahwa kerja sama LCS ini sudah kita lakukan sejak cukup lama,” tegas dia.

Lanjutnya, saat ini pasar valas di dalam negeri masih didominasi Dollar AS. Di mana, kondisi tersebut menyebabkan nilai tukar Rupiah menjadi sangat sensitif terhadap pergerakan mata uang tersebut.

“Selama ini perdagangan kita boleh dibilang 90 persen dengan hampir semua negara itu, dengan Jepang pakai Dollar, dengan Malaysia pakai Dollar, dengan Thailand pakai Dollar, dengan Tiongkok pakai Dollar juga. Sehingga, permintaan Dollar kita luar biasa dan itu yang membuat kemudian pasar valas kita sensitif,” tutup Doddy. (RAMA)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement