Adapun komoditas unggulan ekspor Jatim yang meningkat diantaranya, tembaga, sisa dan skrap dari logam mulia lainnya, kayu, paduan fero, feronikel, udang serta udang besar tidak dalam kemasan kedap udara. Komoditas tembaga dimurnikan berupa katoda dan bagian dari katoda menjadi salah satu primadona ekspor yang menyumbang sebesar 6,54 persen dari total ekspor Jatim pada Maret 2021.
“Sebagian besar komoditas ini diekspor ke Malaysia. Sedangkan sisa dan skrap logam mulia lainnya menjadi komoditas yang sangat diminati oleh Jepang,” imbuhnya.
Kebangkitaan ekonomi Jatim, lanjut Khofifah juga ditandai dengan terus bergeraknya aktivitas industri. Pada Bulan Maret 2021, ekspor Jatim didominasi oleh produk dari sektor industri dengan peranan sebesar 83,86 persen dari total ekspor. Disusul dengan pertanian yang mencapai 7,91 persen serta pertambangan dan lainnya sebesar 0,16 persen.
Menurut Khofifah, kembali pulihnya kinerja ekspor Jatim menjadi bukti strategi yang diterapkan Pemprov Jatim berhasil. Tidak hanya sebatas melakukan identifikasi komoditas potensial, tapi Pemprov Jatim juga memberikan berbagai stimulus kepada pelaku usaha baik di sektor industri maupun perdagangan melalui pendampingan, bantuan permodalan, pelatihan, dan sosialisasi.
Sementara itu, Khofifah mengatakan bahwa Pandemi COVID-19 telah menggeser pola konsumsi masyarakat global. Komoditas pangan dan produk kesehatan, kata dia, menjadi komoditas yang diprediksi akan mengalami peningkatan ekspor kedepannya. Terbukti, di tahun 2020 lalu industri kimia, farmasi, dan obat tradisional tumbuh positif sebesar 21,71 persen disusul industri makanan minuman yang tumbuh sebesar 3,82 persen. (RAMA)