Angela mencontohkan salah satu peserta Golden Pitch 2025 asal Indramayu yang mampu memanfaatkan hasil panen mangga menjadi produk olahan bernilai jual tinggi.
"Tadi dijelaskan kalau bisa 20 kilo itu Rp13.000, tapi begitu ada nilai tambah, itu satu pack bisa Rp15.000, yang pasti hanya membutuhkan lebih sedikit raw mangganya," ujar Angela.
Dia menambahkan, pelaku usaha perlu mengidentifikasi potensi daerah serta meningkatkan kemampuan sumber daya manusianya.
“Kita harus identifikasi potensi daerah dan bagaimana mengembangkan SDM daerah tersebut supaya bisa melakukan riset dan pengembangan yang menambah nilai produk,” ucapnya.
Selain itu, Angela menilai pelaku UMKM juga harus mampu memperluas akses pasar. Dia mengapresiasi kegiatan yang digelar Yayasan Setara Indonesia dan INOTEK karena memberi kesempatan bagi pelaku usaha kecil untuk menjalin kerja sama bisnis yang lebih luas.
"Tadi kita lihat ada MoU dengan beberapa pihak sehingga bisa langsung akses ekspor dan juga langsung ada akses pasarnya. Jadi saya rasa ini hal yang konkret sekali dan butuh kerja sama berbagai pihak agar pengembangan pangan di Indonesia terus berjalan," tutur Angela.