Ketegangan politik antara Rusia dan Ukraina meningkatkan ekspektasi pasar bahwa Eropa akan mulai beralih untuk membeli bahan bakar fosil karena khawatir pasokan gas mereka dari Rusia akan dibatasi menyusul konflik yang terjadi.
Diketahui, sejumlah negara Eropa yang tergabung dalam kelompok NATO tidak setuju atas invasi tentara Rusia di Ukraina.
Kendati demikian, Eropa masih bergantung atas pasokan gas sebanyak 35% dari Rusia, untuk menutupi kekurangan ketersediaan yang terjadi sejak musim panas, yang membuat harganya membumbung tinggi akhir tahun lalu.
Meskipun harga gas mulai mereda dalam beberapa pekan terakhir, tetapi belakangan ini reli harga gas kembali terjadi menyusul meningkatnya ketegangan dengan Rusia.
Untuk melindungi diri dari kekurangan bahan bakar, sejumlah perusahaan sektor utilitas di Eropa telah meningkatkan impor batu bara. Hal ini semakin memperketat pasar 'si batu hitam' itu yang belum pulih dari katalis saat Indonesia -sebagai negara eksportir terbesar batu bara- mengeluarkan larangan ekspor dan melonggarkannya secara bertahap.