Silmy menyampaikan dalam MoU ini Krakatau Steel dan Posco menyepakati investasi perluasan kapasitas produksi PT Krakatau Posco yang direncanakan dapat mencapai 10 juta ton per tahun, baik produk hulu maupun hilir.
Perencanaan ini memungkinkan Krakatau Steel dan Posco untuk menghasilkan produk baja bernilai tambah tinggi seperti baja otomotif sebagai dukungan terhadap rencana pemerintah menjadikan Indonesia sebagai basis industri mobil listrik dunia.
“Selain itu kerja sama Krakatau Steel dan Posco juga dipersiapkan untuk mendukung proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) di mana Posco memiliki pengalaman panjang dalam pembangunan beberapa kota di Korea,” tambah Silmy.
Dalam kerja sama ini Kementerian Investasi memastikan kementerian atau instansi pemerintah memberikan segala dukungan kepada Krakatau Steel dan Posco yang diperlukan untuk penerbitan izin proyek dan insentif investasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
Silmy juga memastikan kerja tersebut dapat mencapai tingkat lokalisasi pada Proyek sesuai dengan persyaratan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
Adapun Posco merupakan produsen baja terbesar ke-empat di dunia dengan kapasitas produksi mencapai 42 juta ton baja per tahun yang memiliki dua pabrik baja di Pohang dan Gwangyang, Korea Selatan.
Perusahaan multinasional Korea Selatan ini juga memiliki investasi di berbagai negara seperti di Asia yaitu di Indonesia, Vietnam, Thailand, Malaysia, Filipina, dan India. Juga di Amerika Serikat, Kanada, dan Mexico, maupun di Eropa dan Australia.
CEO Posco Kim Hag Dong menyatakan bahwa sejak tahap awal penanaman modal sudah difasilitasi dengan baik oleh Kementerian Investasi. Karena itu pihaknya yakin dapat memperluas rencana investasi kami.
“Kami berharap investasi ini dapat memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia dan akan terus meningkatkan hubungan kerja sama antara Indonesia dan Korea Selatan dalam mengembangkan investasi di masa depan,” kata Kim Dog Hang.
(FRI)