IDXChannel - Pengamat pangan IPB, Sahara menilai kondisi krisis pangan yang dialami saat ini merupakan kondisi terburuk dalam ketahanan pangan dunia.
Bahkan kondisi ini lebih buruk dibandingkan kondisi krisi pangan di tahun 2018. "Kondisi krisis pangan saat ini cukup mengkhawatirkan, krisis pangan di tahun 2022 ini lebih dahsyat dibandingkan tahun 2018," ujarnya dalam Market Review IDXChannel, Kamis (21/7/2022).
Menurutnya, kondisi krisis pangan saat ini diperparah akibat adanya pandemi Covid-19, perang Rusia-Ukraina serta adanya pembatasan dari berbagai negara dalam mengekspor kebutuhan pokok.
Selain itu, adanya guncangan dari sisi penawaran dan permintaan terhadap kebutuhan pangan di dunia memicu kenaikan harga pangan yang signifikan.
"Guncangan dari sisi permintaan itu terjadi ketika penurunan produksi pangan akibat kondisi cuaca buruk, kenaiakan harga energi yang mendorong kenaikan harga pupuk dan ditambah perang," katanya.
Sahara mengatakan, akibat asanya guncangan permintaan terhadap kebutuhan pangan tersebut berdampak terhadap daya beli masyarakat yang turun.
Hal itu dikarenakan harga pangan yang semakin tinggi sehingga akses terhadap kebutuhan pangan sulit untuk dibeli oleh masyarakat.
Dirinya pun memprediksi bahwa kenaikan harga pangan akan terus berlangsung selama kondisi perang serta pembatasan ekspor terhadap kebutuhan pangan berlangsung.
(SAN)