sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Kunjungan Ke Sukabumi, Luhut Cek Lahan Food Estate?

Economics editor Heri Purnomo
30/11/2022 09:37 WIB
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan menjelaskan isu pangan saat ini merupakan isu penting yang harus diperhatikan.
Kunjungan Ke Sukabumi, Luhut Cek Lahan Food Estate?. (Foto: MNC Media)
Kunjungan Ke Sukabumi, Luhut Cek Lahan Food Estate?. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan menjelaskan isu pangan saat ini merupakan isu penting yang harus diperhatikan. Hal tersebut ditujukan untuk kesejahteraan masyarakat. 

Hal itu diungkapkannya saat meninjau program ketahanan pangan pada lahan yang dikelola oleh Kostrad bersama masyarakat di Wilayah Kecamatan Ciemas, Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (29/11/2022). 

“Saya sangat apresiasi apa yang sudah dilakukan Pak Kasad Dudung dan Pangkostrad yang kemudian diadopsi oleh TNI AD mengenai ketahanan pangan ini. Isu ketahanan pangan ini termasuk isu penting untuk kesejahteraan masyarakat,” kata Luhut dalam keterangan tertulis, Rabu (30/11/2022).

Luhut juga mengatakan bahwa sesuai arahan Presiden pada Rapat Terbatas Tanggal 3 November 2022 yaitu untuk dapat dilaksanakan program ketahanan pangan/ Food Estate pada suatu lahan pertanian baru di Wilayah Sukabumi, Jawa Barat.

“Pertanian dan air adalah kunci kehidupan. Presiden perintahkan agar kita bisa meningkatkan ketahanan pangan, menggunakan lahan-lahan yang terbengkalai  dan diharapkan ini dapat meningkatkan tingkat penghidupan masyarakat sekaligus menurunkan laju urbanisasi,” katanya. 

Lebih lanjut Luhut memaparkan fokus Presiden yaitu pelaksanaan pertanian tidak hanya kesiapan lahan tetapi juga keterlibatan SDM Petani yang mencukupi.

“Tentu ini tidak semudah membalikkan telapak tangan. Kita coba secara bertahap, saat ini dengan lahan PTPN seluas ±980 Ha yang telah dikerjasamakan dengan Kostrad yang melibatkan masyarakat sejumlah ±293 Petani dari 10 kelompok tani,” kata Luhut. 

Selain itu, Menko Luhut menjelaskan untuk jenis komoditas yang ditanami adalah jagung, yang dilakukan secara bertahap dimulai dari ±100 Ha hingga saat ini telah mencapai ±480 Ha. 

Sedangkan untuk pasca panen sudah ada gudang pengeringan pipil jagung dengan dukungan dari PT Pindad berupa fasilitas mesin pengering buatan dalam negeri. 

“Dengan adanya mesin pengering ini, jadi hasil panen jagung Bapak/Ibu semua di sini bisa lebih optimal dan harganya juga bisa maksimal,” katanya. 

Lebih lanjut Menko Luhut menuturkan pertanian terintegrasi seperti ini perlu untuk terus dikembangkan secara bertahap hingga nantinya masyarakat dapat menggunakan sistem pertanian dengan mekanisasi modern dan menjadi percontohan bagi daerah-daerah lain di luar Pulau Jawa.

(SLF)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement