IDXChannel - Ketua Umum Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) Rizal Kasli mengatakan, penambahan produksi batu bara sebesar 75 juta ton pada tahun 2021 tidak mudah untuk dicapai karena hanya bersifat jangka pendek atau setahun.
Seperti diketahui, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan adanya tambahan jumlah produksi batu bara sebesar 75 juta ton untuk penjualan ke luar negeri. Dengan adanya penambahan tersebut, jumlah produksi batu bara pada tahun 2021 meningkat menjadi 625 juta ton dari target target sebelumnya 550 juta ton.
"Angka ini memang tidak mudah untuk dicapai terutama dalam pengadaan alat berat untuk meningkatkan produksi," ujarnya dalam Market Review IDX Channel, Kamis (22/4/2021).
Menurut dia, bagi perusahaan yang belum memiliki alat berat maka akan memerlukan waktu untuk pemesanan, pengiriman, hingga akhirnya bisa bekerja menambah kapasitas produksi. Di sisi lain, penambahan sebesar 75 juta ton untuk ekspor juga harus mampu diserap pasar luar negeri.
Rizal menuturkan, ekspor batu bara Indonesia memang lebih kepada permintaan dari China dimana saat ini Indonesia diuntungkan dengan adanya perselisihan antara China dengan Australia. China mengalihkan impor batu baranya ke Indonesia dan menutup keran impor dari Australia.