Bahkan, kata Luhut, dirinya pada Jumat lalu dikunjungi dari perwakilan IMF. Dia menuturkan, perwakilan IMF tersebut menanyakan mengapa Indonesia melarang ekspor bahan baku mentah.
"Saya sampaikan kepada mereka 'eh lihat saya bilang, kalian di negara-negara maju itu selalu melihat negara berkembang itu seperti di bawah saja lah'. Kalau kami tidak mempunyai nilai tambah ini kapan kami nikmati? Kapan rakyat kami, rakyat Indonesia di pedesaan itu di Indonesia Timur akan ada seperti sekarang ini setelah tujuh tahun, delapan tahun setelah hilirisasi," kata Luhut.
Luhut menegaskan, pembangunan pemerintahan yang efisien dan efektif dapat diwujudkan melalui implementasi SPBE dan arsitekturnya.
"Digitalisasi itu sangat penting. Nah, ini saya minta kita integrasikan semua. Kita semua ayo bantu ramai-ramai tujuh kementerian/lembaga di tempat saya bilang semua harus jadi satu ya itu SIMBARA itu kita bikin yang menangani batu bara sekarang, kita masukan nanti itu kelapa sawit, kita masukin juga pelabuhan," katanya.
(YNA)