IDXChannel - PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III secara resmi mengumumkan rencana penggabungan 13 anak usahanya menjadi dua sub holding baru.
Langkah tersebut dilakukan sebagai bagian dari transformasi menyeluruh perusahaan sebagai Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang perkebunan.
Sesuai rencana, nantinya PTPN V, PTPN VI dan PTPN XIII bakal bergabung ke dalam PTPN IV dan bertransformasi menjadi Sub Holding PalmCo.
Sedangkan PTPN II, PTPN VII, PTPN VII, PTPN IX, PTPN X, PTPN XI, PTPN XII dan PTPN IV bakal melebur ke dalam PTPN I untuk nantinya bertransformasi menjadi Sub Holding SupportingCo.
"Penggabungan (13 anak usaha) menjadi dua sub holding akan kami lakukan dalam dua bulan ke depan, atau sekitar Mei 2023 mendatang," ujar Direktur Utama PTPN III, Muhammad Abdul Ghani, dalam keterangan resminya, Senin (20/3/2023).
Menurut Abdul Ghani, upaya penggabungan 13 anakb usaha ini sejalan dengan rencana strategis pemerintah dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) untuk mewujudkan ketahanan pangan.
Tak hanya itu, aksi korporasi tersebut juga sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo tentang hilirisasi dan industrialisasi CPO kelapa sawit.
"Selain itu, (penggabungan) ini juga merupakan bagian upaya memenuhi kebutuhan minyak goreng dalam negeri," tutur Abdul Ghani.
Abdul Ghani menjelaskan, pendirian Sub Holding PalmCo merupakan salah satu langkah kunci untuk meningkatkan produktivitas perkebunan, serta kapasitas produksi komoditas olahan sawit.
Termasuk juga mencakup hasil panen tandan buah segar (TBS), serta kapasitas produksi crude palm oil (CPO), minyak nabati dan minyak goreng.
"Selain itu, PalmCo ke depan akan membangun industri hilir biodiesel dengan kapasitas 450.000 ton RBDPO per tahun, pada tahun 2025," ungkap Abdul Ghani.
Langkah itu disebut Abdul Ghani sebagai bentuk peran serta dalam program B30 dan rencana program B40, dan juga pembangunan pabrik Bio CNG pada 6 Unit PKS yang berada di dalam PalmCo sampai tahun 2024 melalui kerjasama kemitraan dan melakukan program peremajaan sawit rakyat seluas 60.000 ha sampai 2026 mendatang.
Sementara SupportingCo, lanjut Abdul Ghani, bakal menjadi Perusahaan Pengelola Aset Perkebunan Unggul, yang mencakup kegiatan pemanfaatan aset perkebunan melalui optimalisasi dan divestasi aset, pengelolaan tanaman perkebunan serta bentuk diversifikasi usaha lainnya yang mampu memberikan nilai tambah bagi perusahaan, seperti green business.
Dengan penggabungan ini, Holding Perkebunan Nusantara yang awalnya memiliki 13 anak usaha PTPN, akan menjadi tiga Sub Holding yang mendukung ketahanan pangan, yaitu SugarCo yang telah berdisi sejak 2021, dan ditambah PalmCo dan SupportingCo sebagai sub holding baru.
"SugarCo bertugas merevitalisasi industri gula nasional dan meningkatkan produksi gula nasional. Lalu PalmCo akan meningkatkan hilirisasi produk-produk kelapa sawit. Sedangkan SupportingCo yang akan menjadi pengelola aset perkebunan unggul," papar Abdul Ghani.
Dalam dua tahun terakhir, upaya transformasi diklaim telah sukses mendongkrak kinerja PTPN III. Pada 2021 lalu, misalnya, PTPN Group berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp4,64 triliun, dengan EBITDA sebesar Rp 14,18 triliun.
Sedangkan pada tahun lalu, laba bersih PTPN tercatat sebesar Rp6,02 triliun, atau naik 30 persen secara tahunan (YoY), dengan EBITDA sebesar Rp15,83 triliun.
Diharapkan, PalmCo akan menjadi salah satu perusahaan sawit terbesar di dunia dari sisi luas lahan, yaitu mencapai lebih dari 600 ribu Ha pada tahun 2026, dan akan menjadi pemain utama industri sawit dunia.
Selain itu sebagai bagian dari PSN, PTPN melalui PalmCo akan melaksanakan inisiatif strategis dalam mendukung program Prioritas Nasional, yaitu hilirisasi industri kelapa sawit melalui pembangunan satu unit pabrik minyak goreng.
Pembangunan pabrik minyak goreng dilakukan melalui kerja sama kemitraan termasuk tolling pada tahun 2025-2026.
Terkait minyak goreng, PTPN nantinya akan mampu meningkatkan produksi minyak goreng curah dalam negeri dan meningkatkan produksi CPO.
"Melalui pembentukan PalmCo, diharapkan pada 2026, PTPN akan mampu memproduksi 1,8 juta ton minyak goreng. Diperkirakan produksi minyak goreng PTPN akan meningkat dari 460.000 ton per tahun di 2021, menjadi 1,8 juta ton per tahun di 2026," tegas Abdul Ghani. (TSA)