Menurut Abdul Ghani, upaya penggabungan 13 anakb usaha ini sejalan dengan rencana strategis pemerintah dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) untuk mewujudkan ketahanan pangan.
Tak hanya itu, aksi korporasi tersebut juga sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo tentang hilirisasi dan industrialisasi CPO kelapa sawit.
"Selain itu, (penggabungan) ini juga merupakan bagian upaya memenuhi kebutuhan minyak goreng dalam negeri," tutur Abdul Ghani.
Abdul Ghani menjelaskan, pendirian Sub Holding PalmCo merupakan salah satu langkah kunci untuk meningkatkan produktivitas perkebunan, serta kapasitas produksi komoditas olahan sawit.
Termasuk juga mencakup hasil panen tandan buah segar (TBS), serta kapasitas produksi crude palm oil (CPO), minyak nabati dan minyak goreng.