Bhima menilai, budaya atau kebiasaan masyarakat Indonesia dengan menggunakan kompor listrik sepertinya butuh waktu lebih lama untuk diubah.
"Jangankan orang miskin, kelompok menengah atas sebenarnya sudah lama mengenal kompor listrik. Tapi mereka nyaman pakai LPG, karena proses memasak lebih cepat," kata Bhima.
Bhima mengungkapkan, infrastruktur listrik di kantong-kantong kemiskinan meskipun rasio elektrifikasinya tinggi, tapi masih terdapat keluhan byar pet atau pemadaman di jam tertentu.
"Ini perlu dijamin stabilitas aliran listrik, karena jika terjadi pemadaman, maka aktivitas rumah tangga penggunaan kompor listrik bisa terganggu," pungkanya. (FAY)