“Kami tinggal disini sudah lumayan lama, nah itu (sambil menunjuk lahan yang sudah diratakan) dulu kami pakai untuk bertanam. Sayur-sayuran kami tanam untuk kami jual memenuhi kebutuhan hidup. Tapi sekarang tidak bisa kami gunakan lagi. Tapi mereka (pihak pengembang) memberi kami ganti bibit Rp 2,5 juta per kepala keluarga,” ujarnya saat dihampiri MNC Portal Indonesia, Rabu (22/9/2021).
Ia menuturkan, uang yang diberikan tersebut sangat berguna untuk biaya pendidikan anaknya. Sebab, katanya, jika pihak pengembang tidak memberi ganti bibit, keluarganya merasa dirugikan karena sebelum lahan itu diratakan, sayuran yang ditanam itu akan memasuki masa panen.
“Untungnya kami diberi ganti bibit, lumayan buat biaya anak sekolah,” kata dia singkat.
Sementara itu, warga lain yang juga tidak mau disebutkan namanya mengaku tidak keberatan dengan adanya pembangunan LRT di sekitar tempat tinggalnya. Sebab, dia bilang, jam pengerjaan proyek sesuai dengan shift yang ada.
“Kami di sini nggak keganggu kok. Soalnya mereka juga tertib kerjanya. Jam lima sore udah nggak kerja lagi. Jadi nggak bising waktu malam hari,” tuturnya.