"Para peserta berdiskusi mengenai kompetensi yang dibutuhkan oleh industri di KITB, kurikulum pendidikan vokasi yang relevan, serta upaya peningkatan kualitas tenaga kerja lokal," ujar Fakhrur.
Fakhrur menjelaskan, pihaknya yakin bahwa keberhasilan kinerja kawasan industri sangat bergantung pada kualitas tenaga kerja yang ada.
Karenanya, melalui FGD tersebut, KITB berupaya menciptakan sinergi antara dunia industri dan dunia pendidikan, serta pemerintah, untuk bersama-sama menghasilkan tenaga kerja yang unggul dan siap menghadapi tantangan global.
Sementara, perwakilan Kemenaker, Caswiyono Rusydie C, menyatakan dukungan atas inisiatif yang dilakukan oleh KITB tersebut.
"Kolaborasi antara industri dan pendidikan vokasi sangat penting untuk memastikan bahwa lulusan yang dihasilkan memiliki keterampilan yang relevan dan dapat langsung diterapkan di tempat kerja," ujar Caswiyono.
Selama diskusi, para tenant KITB berkesempatan untuk berbagi pengalaman dan kebutuhan mereka terkait tenaga kerja. Hal ini menjadi masukan berharga bagi pengembangan program pendidikan dan pelatihan yang lebih terfokus dan sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.