Apalagi, diakuinya, masih ada beberapa catatan dari investor terhadap KEK Batam termasuk soal insentif fiskal, tax holiday, tax allowance hingga fasilitas integrasi yang berkaitan dengan pajak dalam rangka impornya.
Susiwijono menambahkan, juga terkait dengan insentif non fiskal, masalah golden visa, masalah penggunaan tenaga asing, dan sebagainya yang relatif sebenarnya di KEK sudah di istimewakan dan diberikan perlakuan khusus.
"Tapi itu saja tidak cukup kan, ternyata ada faktor lain yang di luar ini. Contoh mereka membandingkan tarif listrik dan air yang di Batam. Kita harus hitung ulang nih karena kalau enggak, kita tidak kompetitif lagi. Karena investasi sekarang lagi banyak-banyaknya ke Batam. Jadi yang KEK, PSN KEK, kemudian yang Batam Khusus Batam, untuk investasi itu," ujarnya.
(Fiki Ariyanti)