IDXChannel - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, saat ini mulai marak pemalsuan data elektronik sertifikat vaksin di Indonesia. Menurut dia, hal tersebut akan berdampak signifikan apalagi terkait dengan COVID-19.
Budi membandingkan kriminal elektronik di perbankan dengan kesehatan berdasarkan dampaknya. "Saya di perbankan lama banyak juga kriminal elektronik seperti ini kejadian di perbankan banyak sekali. Bedanya dengan di Kesehatan, kalau di perbankan ada orang melakukan tindakan kriminal elektronik seperti ini yang rugi yang punya rekening cuma satu orang. Kalau dosa? Dosa, salah? Salah, tapi korbannya satu. Kalau ini (kesehatan) orang yang harusnya positif tapi gara gara ini lolos dia masuk misalnya ke masjid yang kena bukan hanya satu yang kena semua orang di masjid itu. Jadi kalau di perbankan satu kriminal di transaksi elektronik itu kena korbannya satu, disini korbannya itu bisa kita, bisa keluarga kita, bisa tetangga kita, bisa warga satu kota, bisa seluruh Indonesia," kata Budi saat konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Jumat (3/9/2021).
Budi menambahkan dampak yang besar disebabkan oleh rekativation rate 1:8. "Jadi kelipatannya besar sekali, sebab reaktivation ratenya 1:8 jadi sehari bisa 8 orang besoknya udah 64 besoknya lagi 512 cepat sekali. Jadi korbannya jauh lebih banyak dan ini berurusan dengan nyawa. Kalau di perbankan hanya berurusan dengan harta kan," tegasnya.
Lebih lanjut, Budi pun mengajak masyarakat jangan egois ingin meraup keuntungan besar tanpa memikirkan dampak panjang yang akan timbul kedepan.
"Yuk kita kurangi keegoisan kita, kurangi keinginan kita untuk mendapatkan untung sebesar besarnya untuk menyelamatkan bukan hanya kita tapi juga mengamankan keluarga, tetangga, rakyat Indonesia dan seluruh umat manusia di dunia," pungkasnya.