Dia menambahkan pasar utang Indonesia memang belum sedalam negara maju. Lantaran Indonesia masuk sebagai negara berkembang yang mana harus menjaga defisit fiskalnya.
"Pasar utangnya belum sedalam negara maju. Kita enggak bisa membandingkannya karena kita harus menjaga fiskal kita untuk melihat secara teliti mana yang harus berdampak," tandasnya.
Seperti diketahui, utang luar negeri Indonesia per Desember 2020 tercatat mencapai Rp6.074,56 triliun, dengan rasio utang pemerintah terhadap PDB sebesar 38,68 persen.
Dari jumlah utang tersebut, tercatat 85,96 perseb dalam bentuk Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp5.221,65 triliun.
Adapun rinciannya terdiri dari pasar domestik dan valas. Dari pasar domestik terkumpul Rp4.025,62 triliun. Terdiri dari Surat Utang Negara sebanyak Rp3.303,78 triliun dan Surat Berharga Syariah Negara Rp721,84 triliun.