IDXChannel - PT Graha Layar Prima Tbk (BLTZ) mengumumkan bahwa Perseroan telah melakukan penghentian sementara kegiatan operasional bioskop CGV di seluruh lokasi. Adapun penghentian sementara dilakukan mulai Senin (12/7/2021) kemarin.
Direktur Graha Layar Prima, Yeo Deoksu mengatakan, penghentian sementara operasional dilakukan berdasarkan Surat Instruksi Menteri Dalam Negeri No 15 Tahun 2021 tentang Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Darurat Corona Virus Disease 2019 di Wilayah Jawa dan Bali.
Kemudian, surat Instruksi Menteri Dalam Negeri No 17 Tahun 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Berbasis Mikro dan Mengoptimalkan Posko Penanganan Corona Virus Disease 2019 di Tingkat Desa dan Kelurahan untuk Pengendalian Penyebaran Corona Virus Disease 2019, dan Instruksi Menteri Dalam Negeri No 20 Tahun 2021 tentang Perubahan Instruksi Menteri Dalam Negeri No 17 Tahun 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Berbasis Mikro dan Mengoptimalkan Posko Penanganan Corona Virus Disease 2019 di Tingkat Desa dan Kelurahan untuk Pengendalian Penyebaran Corona Virus Disease 2019.
"Oleh karena itu Perseroan harus melakukan penutupan sementara seluruh lokasi bioskop CGV tersebut sampai pemberitahuan lebih lanjut dari Pemerintah," ujarnya dikutip dari keterbukaan informasi BEI, Selasa (13/7/2021).
Adapun pada kuartal I-2021 Graha Layar Prima mencatatkan kenaikan rugi bersih. Perseroan mencatatkan rugi sebesar Rp83,33 miliar atau naik 53,45% dibanding 31 Maret 2020 sebesar Rp54,30 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan kuartal I-2021, BLTZ mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp27,33 miliar atau turun 88,22% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp232,17 miliar dengan rugi per saham dasar Rp95.
Adapun pendapatan bersih emiten pemilik Bioskop CGV ini terdiri atas bioskop, makanan dan minuman, acara-acara dan iklan, serta lisensi dan jasa manajemen. Bioskop menjadi penyumbang pendapatan tertinggi sebesar Rp16,41 miliar atau lebih rendah dari sebelumnya Rp151,66 miliar.
Kemudian, makanan dan minuman tercatat Rp7,17 miliar atau lebih rendah dari sebelumnya Rp60,37 miliar, acara-acara dan iklan tercatat Rp3,74 miliar atau lebih rendah dari sebelumnya Rp20,03 miliar, serta lisensi dan jasa manajemen tercatat Rp3,75 juta atau lebih rendah dari sebelumnya Rp91,16 juta.
Sementara itu, arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi tercatat Rp35,57 miliar, arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi tercatat Rp5,40 miliar, dan arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan tercatat Rp62,50 miliar. (NDA)