sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Media Asing Soroti Tambang Nikel Rusak Surga Laut di Raja Ampat

Economics editor Ahmad Islamy
15/06/2025 09:10 WIB
Isu kerusakan lingkungan akibat aktivitas penambangan nikel di Raja Ampat, Papua Barat Daya, mendapat sorotan dari media asing.
Kepulauan Raja Ampat, sekelompok pulau kecil di Provinsi Papua Barat Daya Indonesia, dijuluki Amazon-nya Lautan. (Foto: Arsip)
Kepulauan Raja Ampat, sekelompok pulau kecil di Provinsi Papua Barat Daya Indonesia, dijuluki Amazon-nya Lautan. (Foto: Arsip)

Studi Forest Watch Indonesia 2024 mengaitkan tambang dengan deforestasi, banjir, dan longsor. Sementara penelitian Dr Michaela Guo Ying Lo dari Universitas Kent pada 2024 di Sulawesi menunjukkan penurunan kesejahteraan lingkungan meski ada pengurangan kemiskinan lokal akibat tambang.

Aktivis lingkungan dari Jatam Jakarta, Imam Shofwan, mengkritik langkah paradoks perusakan alam lewat penambangan nikel dengan dalih mengurangi bahan bakar fosil dan mencegah perubahan iklim. "Nikel dipromosikan sebagai solusi iklim, tapi malah menggunduli hutan dan merusak lahan pertanian, terutama di daerah pesisir rentan banjir," ujarnya.

Sementara Dr Erdmann menuturkan, dilema nikel ini mengerikan karena penambangan selalu merusak, namun elektrifikasi juga jadi kebutuhan.

Pegiat Greenpeace dan lainnya khawatir keputusan pemerintah mencabut izin sejumlah tambang nikel di Raja Ampat bisa digugat hukum oleh perusahaan tambang. Apalagi, satu perusahaan di Pulau Gag, yang kaya deposit nikel, masih diizinkan beroperasi, dengan pemerintah memerintahkan pemulihan dampak ekologis. 

(Ahmad Islamy Jamil)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement