"Sebanyak 800 unit dipakai di KTT Bali, sisanya animo masyarakat yang memang mulai naik," lanjutnya.
Menurutnya, angka 6.000 unit kendaraan listrik itu hanya untuk jenis EV (electrical vehicle), bukan hybrid atau plugin hybrid. Nangoi optimistis, hal positif tersebut bisa menjadi katalisator dalam penggunaan kendaraan listrik untuk masyarakat ke depannya.
"Sampai Oktober memang sudah mencapai angka 6.000 unit, itu untuk mobil listrik, pure listrik. Belum kita hitung yang namanya hybrid dan lainnya," kata Nangoi.
Lebih lanjut Nangoi mengungkapkan, pertumbuhan penjualan industri otomotif khususnya mobil listrik ini juga dibantu berbagai macam kebijakan pemerintah.
"Kalau pemerintah mau menggalakkan industri mobil listrik ini mau lebih cepat laku, misal kita dikasih insentif ya matur nuwun (terima kasih) sangat," pungkasnya.
(FAY)