sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Mendag Bersyukur Neraca Perdagangan Cetak Rekor Tertinggi di 2022

Economics editor Advenia Elisabeth/MPI
18/01/2023 09:33 WIB
Mendag Zulhas bersyukur surplus neraca perdagangan 2022 sebesar USD54,46 miliar merupakan rekor terbesar selama ini.
Mendag Bersyukur Neraca Perdagangan Cetak Rekor Tertinggi di 2022. (Foto: MNC Media)
Mendag Bersyukur Neraca Perdagangan Cetak Rekor Tertinggi di 2022. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Nilai neraca perdagangan Indonesia 2022 berhasil mencetak rekor tertinggi dengan surplus sebesar USD54,46 miliar. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan pun semringah dengan rekor baru tersebut.

Dia mengatakan bersyukur surplus neraca perdagangan 2022 sebesar USD54,46 miliar merupakan rekor terbesar selama ini. “Neraca perdagangan ini didorong kinerja ekspor 2022 yang juga mencetak rekor baru dengan nilai sebesar USD291,98 miliar," ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (18/1/2023).

Pria yang akrab disapa Zulhas itu mengungkapkan neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada Desember 2022 sebesar USD3,89 miliar. Surplus terdiri atas perdagangan nonmigas sebesar USD5,61 miliar dan defisit perdagangan migas USD1,73 miliar. 

"Surplus ini masih melanjutkan tren surplus bulanan ke-32 secara beruntun sejak Mei 2020. Surplus perdagangan tersebut disumbang oleh beberapa negara mitra dagang utama Indonesia," terangnya.

Adapun negara yang menjadi penyumbang surplus terbesar yakni Amerika Serikat dengan nilai sebesar USD1,11 miliar, diikuti India sebesar USD 0,98 miliar, dan Filipina sebesar USD0,87 miliar.

Secara rinci, Zulhas memaparkan nilai ekspor Indonesia pada Desember 2022 mencapai USD23,83 miliar. Nilai tersebut turun 1,10 persen dibanding November 2022 (MoM), namun tetap naik 6,58 persen dibanding Desember 2021 (YoY). 

Penurunan disebabkan karena melemahnya ekspor nonmigas sebesar 2,73 persen MoM. Sedangkan ekspor migas tetap naik sebesar 32,46 persen MoM. 

Zulhas menambahkan, penurunan nilai ekspor nonmigas Desember 2022 terjadi karena adanya pelemahan pada seluruh sektor. Pada periode ini, ekspor sektor pertanian turun sebesar 12,09 persen, ekspor sektor industri pengolahan turun sebesar 1,12 persen, dan ekspor sektor pertambangan mengalami pelemahan sebesar 6,61 persen MoM.

"Pelemahan ekspor Desember 2022 dipicu penurunan ekspor beberapa produk, antara lain kopi, teh, dan rempah-rempah (HS 09) turun 22,11 persen, bahan kimia anorganik (HS 28) turun 20,90 persen, logam mulia, perhiasan/permata (HS 71) turun 11,61 persen, pakaian dan aksesorinya (rajutan) (HS 61) turun 10,67 persen, serta lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15) yang turun 9,47 persen MoM," paparnya.

Di tengah pelemahan ekspor ini, Zulhas mengungkapkan, terdapat beberapa produk utama ekspor nonmigas yang masih mengalami peningkatan cukup signifikan. 

Produk tersebut di antaranya timah dan barang daripadanya (HS 80) yang naik 61,35 persen, nikel dan barang daripadanya (HS 75) yang naik 41,50 persen, serta serat stapel buatan (HS 55) yang naik 24,45 persen MoM. Peningkatan ekspor timah dan nikel dipicu oleh peningkatan harga timah dan nikel pada Desember 2022 masing-masing sebesar 13,76 persen dan 13,24 persen MoM.

Secara kumulatif, total ekspor selama periode 2022 tercatat mencapai USD291,98 miliar atau meningkat 26,07 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (YoY). 

"Peningkatan ekspor tersebut ditopang penguatan ekspor sektor nonmigas yang naik 25,80 persen (YoY) menjadi USD275,96 miliar dan ekspor sektor migas yang naik 30,82 persen (YoY) menjadi sebesar USD16,02 miliar," ujar Zulhas.

(FRI)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement