sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Disentil Mendag, Buwas Beberkan Alasan Impor Kedelai Belum Terealisasi

Economics editor Suparjo Ramalan
16/01/2023 19:33 WIB
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso alias Buwas membeberkan sejumlah alasan ihwal keterlambatan impor 350.000 ton kedelai ke Indonesia. 
Disentil Mendag, Buwas Beberkan Alasan Impor Kedelai Belum Terealisasi. Foto: MNC Media.
Disentil Mendag, Buwas Beberkan Alasan Impor Kedelai Belum Terealisasi. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso alias Buwas membeberkan sejumlah alasan ihwal keterlambatan impor 350.000 ton kedelai ke Indonesia. Padahal, penugasan tersebut sudah diberikan pemerintah sejak November 2022. 

Buwas menuturkan pihaknya harus melihat kualitas dan kuantitas harga kedelai dari negara mitra yang tengah dijajaki BUMN Pangan tersebut. Alasan lain ada stok pangan dasar tersebut yang tersedia di beberapa negara. 

Bulog, lanjut dia, tidak mau terburu-buru atau lebih cepat memutuskan melaksanakan mengimpor. Lantaran kedelai harus disesuaikan juga dengan kebutuhan para perajin tahu dan tempe. 

"Sekarang berkaitan dengan stok yang ada di beberapa negara itu, kita juga harus tahu standar, kita gak bisa asal impor karena kita harus sesuaikan dengan kebutuhan para pengrajin tahu dan tempe, utamanya itu," ungkap Buwas usai rapat kerja dengan Kementerian Pertanian dan Komisi IV DPR RI di gedung Parlemen, Senin (16/1/2022).

Meski telat, Bulog sudah menjajaki kerja sama bisnis dengan beberapa negara. Bahkan, perusahaan sudah berkontrak dengan Amerika Serikat (AS), Brazil, dan beberapa negara. 

Ihwal pelaksanaan atau realisasi impornya, Buwas enggan mengutarakan hal tersebut. Justru dia memastikan sudah dilakukan proses uji coba produksi kedelai, di mana bahan mentahnya berasal dari negara lain.

Dia mengeklaim hasilnya memuaskan dan bisa diterima para perajin tahu dan tempe. Bulog kini tinggal bermediasi terkait harga kedelai dari negara yang dimaksudkan.

"Nah, sekarang tinggal kita pastikan dari negara itu supaya kualitas dan kuantitas harganya sampai di kita berapa itu," ucapnya. 

Buwas memandang konversi harga terus mengalami perubahan. Karena itu angkanya harus disetujui Bulog dan negara mitra, sebelum diputuskan dikirimkan ke Indonesia. 

"Kita mau bicarakan, begitu kita kontrak ini akan memakan waktu beberapa bulan. Artinya bertahap, nanti dalam proses perjalanan tahu-tahunya naik (harga), kan impor gak bermanfaat para pengrajin tempe tahu," tutur dia. 

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement