Zulhas pun meminta kepada PT Ujang Jaya Internasional untuk terus meningkatnya kualitas produk ekspornya, lewat meningkatkan kemampuan petani untuk memproduksi kopi yang baik.
"Tadi pesan saya, kualitasnya. Dibina petani dengan baik. karena kalau petani tidak dibina, mereka tidak memiliki kemampuan yang lengkap. Bagaimana mengelola kopi dengan baik, cara memetik, cara mengeringkan, cara mengolah, bibit yang bagus, permodalan dan lain-lain," kata Zulhas.
Sedangkan untuk meningkatkan pemasaran, Zulhas mengajak produsen dan eksportir kopi di Sumatra Utara untuk ikut meramaikan Expo yang akan digelar pada Oktober 2024 dan Mei 2025 mendatang. Selama expo, pemerintah akan membuka pasar internasional dengan mengundang buyer dari seluruh dunia.
"Kita harap nanti dari sini juga ikut, agar pasar kopi kita semakin luas," kata Zulhas.
Direktur Utama PT Ujang Jaya Internasional, Iradhah Hasnan, mengatakan mereka telah melakukan ekspor kopi sejak 2004 lalu. Di awali dengan ekspor dalam jumlah kecil hingga kini mereka telah menjadi pemasok untuk salah satu roastery kopi terbesar di dunia Starbucks.
"Iya kita mengumpulkan kopi dari petani yang sudah kita bina dan produksinya telah kita arahkan untuk memenuhi standar ekspor yang diinginkan buyer kita," kata Iradhah.
Iradhah mengatakan para petani yang mereka bina masih kesulitan permodalan. Sehingga diharapkan pemerintah dapat membantu dengan meyakinkan perbankan untuk memberikan bantuan permodalan lewat mekanisme resi gudang.
"Selama ini memang petani yang kita bina kesulitan soal resi gudang itu. Banyak perbankan yang tidak percaya, karena memang banyak kasus, petani mampu memproduksi tapi tak memiliki pasar untuk dijual, akhirnya produknya menumpuk dan kualitas serta harganya turun. Kita harapkan dengan kedatangan pak Menteri ini ada solusi agar resi gudang bisa dimaksimalkan untuk permodalan petani kopi," kata dia.
(FRI)