IDXChannel - Pemerintah telah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada 3 September lalu karena beban anggaran subsidi yang terus membengkak. Namun hingga kini, PT Pertamina (Persero) tak kunjung melakukan pembatasan pembelian BBM agar kuota tak lagi jebol.
Anggota Komite BPH Migas Saleh Abdurrahman mengatakan bahwa secara substansi yang diketahui belum ada perubahan terhadap materi draft Perpres yang diusulkan.
Revisi Peraturan Presiden (Perpres) 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak belum kunjung rampung. Padahal, revisi aturan ini mengatur kriteria siapa saja yang berhak membeli Pertalite.
Namun demikian, dia belum bisa memastikan kapan Perpres itu akan terbit. Yang pasti, kata dia, pemerintah akan mempertimbangkan banyak hal.
"Kalau saya berpandangan begini, kan pemerintah pasti mempertimbangkan semua hal dan kita lihat dari data yang disampaikan sebetulnya capaian MyPertamina masih sangat kecil," kata Saleh dalam acara 'Pengaturan BBM Subsidi untuk Keadilan Masyarakat, Sudah Tepatkah?', dikutip Jumat (14/10/2022).
Saleh menuturkan, saat ini pihaknya bersama PT Pertamina (Persero) terus berupaya agar kendaraan yang terdaftar di MyPertamina semakin banyak. Hal itu dilakukan sambil menunggu draft Perpres diteken presiden.
"Sambil menunggu draft Perpres itu ditandatangani oleh presiden, kecuali ada perubahan atau kebijakan lain, maka kami bersama Pertamina tentu akan terus mengoptimalkan, turun gunung, untuk melakukan sosialisasi di daerah maupun juga di SPBU agar masyarakat semakin banyak, semakin cepat, semakin mudah mendaftar di MyPertamina," tuturnya.
Pertamina mencatat sebanyak 2.872.924 kendaraan telah didaftarkan ke MyPertamina. Pendaftaran kendaraan ini menjadi 'pintu masuk' untuk mendapat BBM subsidi yakni solar dan Pertalite.
Dalam paparannya, VP Sales Support PT Pertamina Patra Niaga Zibali Hisbul Masih dijelaskan 2.872.924 kendaraan yang mendaftar setara 8 persen populasi kendaraan per 12 Oktober 2022.
Kemudian, sebanyak 1.875.219 (65 persen) verifikasi diterima dan 986.644 (34 persen) verifikasi ditolak. Sebanyak 11.065 (1 persen) kendaraan dalam progres verifikasi.
"Sampai dengan hari kemarin yang sudah mendaftar ini sekitar 2,8 juta, angka ini hanya 8,8 persen, di mana dari yang mendaftar 65 persen diterima dalam artian mendapatkan QR code, sementara ada juga yang belum diterima," katanya.
Dia menuturkan, ada sejumlah alasan pendaftaran belum diterima. Sebutnya, foto STNK dan KTP tidak terbaca. "Kemudian antara foto roda kendaraan tidak sinkron dan juga foto nopol kendaraan tidak sesuai," tambahnya. (RRD)