Budi menambahkan, berapapun anggaran yang digelontorkan jika kesehatan tidak diselesaikan maka krisis ekonomi tidak akan selesai.
“Apapaun yang kita lakukan menggelontorkan ratusan triliun sekarang, karena KPC PEN budget 2020 itu kesehatan Rp25 triliun dari Rp600 triliun, itu kelihatan seakan-akan ini adalah masalah ekonomi, it is not. Ini masalah kesehatan.”
“Sekarang anggaran kesehatannya sudah lebih besar. Karena saya sampaikan ratusan triliun yang digelontorkan, kalau masalah kesehatan nggak beres sampai uangnya habis,” tegas BGS.
Budi juga menegaskan bahwa krisis ekonomi saat ini penyebabnya adalah krisis kesehatan. “Saya sampaikan bahwa krisis ekonomi yang sekarang berbeda karena penyebabnya bukan krisis keuangan. Jadi bukan masalah likuiditas perbankan, interest rate kredit, bukan. Masalahnya adalah krisis kesehatan,” tambahnya.
Kenapa krisis kesehatan bisa demikian besar dampaknya ke ekonomi?
“Karena kebetulan krisis kesehatan ini harus direspons dengan lockdown atau pembatasan pergerakan, padahal ekonomi dunia dan khususnya ekonomi Indonesia itu masih sangat bergantung kepada pergerakan, pada kontak fisik,” kata Budi.
“Sehebat-hebatnya kita untuk melakukan e-commerce tetap commerce lewat pasar lebih besar volumenya,” tambah Budi. (RAMA)