JBIC memiliki spesialisasi, yang salah satunya adalah pembiayaan di sektor energi. “Beberapa proyek infrastruktur utama seperti Pembangkit Listrik Tanjung Jati-B, Jawa 1 dan pembangkit panas bumi Sarula dan Muara Laboh, serta proyek LNG Tangguh. Proyek[1]proyek ini menyediakan sumber energi yang sangat dibutuhkan dalam pembangunan ekonomi Indonesia.” ujar Menko Airlangga.
Menko Airlangga menambahkan bahwa fokus Indonesia untuk 2 tahun ke depan adalah memulihkan ekonomi dan kembali mencapai pertumbuhan ekonomi tinggi dan berkelanjutan, yang didukung salah satunya oleh ketersediaan infrastruktur energi.
Pemerintah Indonesia segera mengambil langkah konkrit untuk melaksanakan transisi energi ke Energi Baru dan Terbarukan (EBT) untuk mencapai Nationally Determined Contributions (NDC) pengurangan emisi karbon 29% pada tahun 2030. Pemerintah Jepang juga telah melakukan banyak kolaborasi dengan Indonesia dalam pengurangan emisi karbon. Salah satunya melalui skema Joint Crediting Mechanism (JCM).
Skema ini juga sedang dipertimbangkan sebagai bagian dalam kerja sama pendanaan JBIC dengan Indonesia dalam program transisi energi. Proyek besar yang juga menjadi pembahasan adalah terkait proyek Masela yang akan menjadi semakin strategis terutama pasca perang Ukraina dan Rusia, terutama karena melonjaknya kebutuhan gas dari negara-negara G7.