sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Menko Luhut Akui Sektor Hulu Industri Sawit Nasional Masih Bermasalah

Economics editor Advenia Elisabeth/MPI
08/07/2022 09:40 WIB
Luhut juga mengakui bahwa sejumlah permasalahan masih terjadi di sisi hulu, di mana realisasi ekspor masih membutuhkan waktu untuk bisa kembali normal.
Menko Luhut Akui Sektor Hulu Industri Sawit Nasional Masih Bermasalah (foto: MNC Media)
Menko Luhut Akui Sektor Hulu Industri Sawit Nasional Masih Bermasalah (foto: MNC Media)

IDXChannel - Menteri Koordinator Maritim dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, memastikan bahwa pemerintah terus berupaya mengevaluasi dan membenahi tata kelola industri sawit nasional. Hal itu tak lepas dari posisi strategis komoditas sawit di Indonesia, di mana sedikitnya 16,4 juta masyarakat menggantungkan hidupnya dan bekerja di industri tersebut. 

Meski demikian, Luhut juga mengakui bahwa sejumlah permasalahan masih terjadi di sisi hulu, di mana realisasi ekspor masih membutuhkan waktu untuk bisa kembali normal pasca penerapan larangan ekspor beberapa waktu lalu. Namun, di awal Juli 2022 Luhut mengklaim telah terjadi percepatan realisasi ekspor mencapai 267 ribu ton dalam sehari.

Percepatan ekspor dilakukan dengan meningkatkan rasio pengali 1:7 untuk SIMIRAH 2.0. Realisasi DMO SIMIRAH 2.0 (pengiriman dari produsen ke distributor 1) telah mencapai 281 ribu ton. Dengan rasio pengali 1:7 dan sisa alokasi dari program transisi dan percepatan, terdapat alokasi ekspor hingga 4 juta ton untuk bulan Juli. 

"Langkah percepatan realisasi ekspor ini akan mampu mendorong pengosongan tangki dan membantu meningkatkan harga TBS di tingkat petani," ujar Luhut, dalam keterangan resminya, Jumat (8/7/2022).

Pembenahan menyeluruh atas tata kelola industri sawit nasional ditekankan Luhut mendesak untuk dilakukan. Hal itu tak lepas dari posisi strategis komoditas sawit di Indonesia, di mana sedikitnya 16,4 juta masyarakat menggantungkan hidupnya dan bekerja di industri tersebut. 

Upaya peningkatan tata kelola tersebut, diantaranya dengan melakukan audit terhadap seluruh ekosistem sawit Tanah Air, sehingga dapat memetakan kondisi industri secara lebih menyeluruh dan komprehensif.

“Sebagai bagian dari peningkatan tata kelola industri sawit, Presiden telah memerintahkan untuk dilakukan audit terhadap tata kelola yang berjalan saat ini. Pemerintah juga terus mengambil berbagai langkah untuk dapat mencapai target dari sisi hulu hingga hilir,” tutur Luhut.

Menurutnya, ekosisten kelapa sawit nasional memiliki peran strategis dengan sangat banyaknya masyarakat yang bergantung hidup pada geliat kinerja industri tersebut. Tak hanya itu, sawit juga merupakan penghasil ekspor terbesar di Indonesia.

Karenanya, dikatakan Luhut, pemerintah terus mengambil berbagai langkah untuk dapat mencapai target dari sisi hulu (perkebunan) sampai ke hilir (industri pengolahan kelapa sawit, oleochemical,biodiesel). 

"(Audit) Itu akan banyak membantu kita melengkapi data dan informasi, sehingga pembuatan kebijakan bisa lebih akurat," tutur Luhut.

Dengan dihadapkan pada situasi tekanan ekonomi dunia, Luhut menjelaskan, peran kelapa sawit sangat besar, baik dari sisi hulu maupun hilir. Kelapa sawit berperan besar terhadap ekonomi Indonesia. Selain menjadi salah satu penyumbang terbesar ekspor dan penerimaan negara, harga tandan buah segar (TBS) dan minyak goreng yang terjangkau juga akan membantu menjaga tingkat konsumsi masyarakat.

“Untuk masalah harga TBS belum bisa dikomunikasikan sekarang, karena kita juga harus melihat perkembangan,” tegas Luhut. (TSA)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement