IDXChannel - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mendampingi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto selaku Ketua Tim Percepatan Pengembangan KIT Batang untuk memantau perkembangan pembangunan infrastruktur di lokasi tersebut.
Saat kunjungan, keduanya melihat perkembangan jalan dalam kawasan, waduk, sistem drainase, rumah susun pekerja industri, konstruksi pabrik tenant, serta rencana lokasi jetty dan dry port.
Agus menyampaikan sesuai Perpres 106/2022, ia akan bertugas mengoordinasikan perolehan perizinan berusaha sektor industri di KIT Batang, melakukan pengawasan dan pembinaan, menetapkan KIT Batang sebagai objek vital nasional industri, menetapkan rencana induk (master plan) KIT Batang, serta berkoordinasi dengan kementerian/lembaga, pemerintah daerah, dan instansi lain terkait dengan kebutuhan regulasi dan infrastruktur industri di KIT Batang.
"Di samping itu, mengenai kebutuhan terhadap gas industri dengan harga tertentu, Kemenperin tengah merumuskan satu regulasi yang nantinya kami koordinasikan dengan pihak terkait," ujarnya, Jumat (14/10/2022).
Melalui sejumlah langkah strategis yang akan dijalankan tersebut, Agus meyakini KIT Batang bisa membawa dampak luas bagi perekonomian daerah dan nasional, serta meningkatkan partisipasi Indonesia dalam global value chain dari ekspor produk manufaktur unggulan dengan nilai tambah yang tinggi.
Agus menekankan pihaknya siap mendukung pengembangan KIT Batang dengan dilengkapi fasilitas pendidikan khususnya yang berbasis vokasi, seperti Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Politeknik.
"Upaya ini dapat menopang ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten sesuai kebutuhan industri saat ini," kata dia.
Sementara itu, Direktur Utama PT KITB Ngurah Wirawan mengapresiasi kontribusi pemerintah untuk menciptakan kawasan industri yang sangat kompetitif sehingga banyak investor yang berminat investasi di KIT Batang.
Saat ini, dalam pembangunan fase 1 seluas 450 Ha sudah selesai 100 persen dan telah habis terjual kepada investor. Terdapat 11 perusahaan yang sudah melakukan tanda tangan persetujuan (agreement sign) sebagai tenant KIT Batang di lokasi fase satu tersebut.
Kemenperin mencatat, pada fase satu, total investasi yang masuk sekitar USD321 juta dengan target penyerapan tenaga kerja di KIT Batang sebanyak 6.000 orang.
Adapun investor tersebut berasal dari berbagai negara, di antaranya Korea, India, Taiwan, dan Belanda. Sektor industrinya meliputi manufaktur kaca, keramik, pipa, alat kesehatan hingga baterai untuk electric vehicle (EV).
"Kami sudah punya infrastruktur jalan sepanjang 50 km, kemudian drainase, serta pipa air bersih di tepiannya. Kami juga sudah punya pengolahan limbah, dan danau resevoir dengan kapasitas cadangan air mencapai 1 juta kubik," terang Ngurah.
Ngurah menerangkan perlu segera untuk memulai pematangan lahan dan pembangunan infrastruktur pendukung untuk fase 2 yang juga telah dinantikan oleh 220 calon investor potensial yang telah menyampaikan minatnya pada lahan di fase 2.
"Ada 17 perusahaan potensial yang telah mengirimkan penawaran investasi dengan total luas lahan mencapai 991 ha," sebut dia.
Terkait dengan rencana pengembangan fase 2, Direktur Utama PT KITB mengharapkan dukungan Pemerintah, sehingga pembangunannya dapat segera terealisasikan sesuai dengan rencana induk KIT Batang. (NIA)