Menurut penjelasan Airlangga, subsidi untuk menahan kenaikan harga listrik dan BBM membutuhkan anggaran lebih besar untuk PT Pertamina maupun PT PLN. Hal tersebut kemudian menjadikan keputusan ini sebagai salah satu faktor penyebab melebarnya target defisit fiskal APBN 2024 yang tercatat sebesar 2,29% terhadap PDB.
Itu akan membutuhkan additional anggaran untuk Pertamina maupun PLN, dan itu nanti akan diambil baik dari sisa saldo anggaran lebih (SAL), maupun pelebaran defisit anggaran di 2024. Jadi itu 2,3-2,8 (persen). Tahun depan pun dalam kerangka yg sama 2,4-2,8 jadi realistis,” jelas Airlangga.
Menko Airlangga menjelaskan lebih lanjut bahwa selain subsidi listrik dan BBM, pelebaran defisit APBN juga turut disumbang oleh penambahan anggaran subsidi pupuk Rp14 triliun dari sebelumnya Rp26 triliun.
Airlangga memaparkan untuk mempertahankan tingkat produksi padi di tengah ancaman El Nino dibutuhkan penambahan pagu subsidi.
Selain itu, peningkatan defisit APBN 2024 turut disumbang oleh adanya program bantuan langsung tunai (BLT) Mitigasi Risiko Pangan yang mencapai Rp11 triliun