JK menyebutkan target produksi pabrik pertama sebesar 33 ribu hingga 36 ribu ton per tahun. Kemudian saat ini, pembangunan pabrik 2 untuk nikel sulfat bahan baku pembuatan baterai mobil listrik progresnya sudah 40 persen, diperkirakan mulai operasi secara normal pada akhir 2024.
Sementara itu, setiap Smelter yang dibangun membutuhkan paling tidak 1.000 tenaga kerja. JK memastikan bahwa seluruh Smelter miliknya lebih mengutamakan pekerja dalam negeri.
"Kemungkinan hanya akan menggunakan tenaga kerja dari China di bagian konsultan," pungkasnya.
(NIA)