Dirinya menegaskan, bila kebijakan PTM 100 persen di Kota Malang disambut baik animo masyarakat, tak hanya didasari pada surat keputusan bersama (SKB) empat menteri. Sebab PTM dinilai lebih memudahkan siswa dan guru untuk melakukan pembelajaran.
“Setiap kami tanya di lapangan, anak-anak ternyata lebih memilih PTM. Karena bisa lebih paham dan bisa bertemu teman dan gurunya. Demikian juga dengan orang tua yang kadang merasa sulit mengajari dan harus bekerja, lebih senang anaknya sekolah tatap muka,” ucapnya.
Pihaknya mengklaim telah mengevaluasi secara rutin PTM 100 persen yang diterapkan sejak 10 Januari 2022 di tingkat sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) di Kota Malang. Bahkan ia mengklaim evaluasi ini dilakukan setiap pekan demi memastikan kelancaran setiap PTM di masing-masing sekolah.
“Evaluasi kita lakukan setiap akhir minggu atau tepatnya pada hari Sabtu. Sifatnya adalah laporan dari sekolah terkait jumlah peserta tatap muka, berapa yang tidak ikut, alasannya apa, kemudian ada kasus positif Covid-19 atau tidak. Alhamdulillah untuk yang ditangani Disdikbud Kota Malang, seperti SD, SMP negeri dan swasta, maupun TK dan PAUD itu masih aman,” terangnya.
Disdikbud juga bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota Malang untuk memastikan warga sekolah dalam kondisi sehat. Peserta didik usia 12 tahun ke atas 100 persen telah divaksin primer. Sedangkan untuk usia 6-11 tahun sudah mencapai 80 persen divaksin dosis pertama. Selain itu, juga dilaksanakan tes swab antigen secara acak, yaitu 20-25 persen untuk peserta didik dan semua guru atau tenaga non pendidikan.