Salah satu langkah untuk mewujudkan Tanjung Enim menjadi kota wisata adalah pembangunan Museum Batu Bara Bukit Asam. Museum ini merupakan salah satu aset yang digunakan untuk menyimpan, mengoleksi, konservasi, riset, edukasi, maupun hiburan bagi masyarakat.
Kehadiran Museum Batu Bara Bukit Asam ini selaras dengan Tujuan Pembangunan Keberlanjutan (SDG’s), setidaknya pada poin 3, Kehidupan Sehat dan Sejahtera; poin 8, Pertumbuhan Ekonomi, dan poin 11, Kota dan Pemukiman Berkelanjutan. Serta sejalan dengan Sustainability Pathway MIND ID pada kategori Community and Society dan Economic Development.
Melalui museum ini, para pengunjung dapat mengetahui sejarah pertambangan batu bara dari era kolonial sampai saat ini. Selain itu, terdapat kereta yang akan membawa pengunjung serasa di dalam tambang bawah tanah. Museum juga dilengkapi dengan Gedung Kesenian, Gedung Pusat Kuliner, dan Taman Mini Sumsel. Diharapkan dapat menjadi landscape sekaligus objek wisata pendidikan bagi masyarakat Sumatera Selatan.
"PTBA tidak ingin kualitas hidup masyarakat Tanjung Enim turun setelah proses pasca tambang. Ke depan, Museum Batu Bara Bukit Asam dapat menjadi salah satu destinasi wisata di Tanjung Enim. Selain itu diharapkan juga dapat mendukung perekonomian masyarakat Tanjung Enim dari sektor pariwisata. PTBA tidak hanya sekadar menambang, tapi juga berupaya agar pemanfaatan sumber daya alam dapat menyejahterakan masyarakat" kata Direktur Utama PTBA Arsal Ismail.